Label

Selasa, 05 April 2011

A Dancing Writer...

Unlike any other in my department who will tell you that their current profession is indeed their hobby since their young, I’m talking about dancing and kind of that stuff, I surely perceive myself with different view where most of them may consider it as odds and unusual at least for people in their age.

I really love to read a book. I read quiet much from various genre started from Sufism, philosophical, light and romantic novel, thriller, fantasy, comic to even encyclopedia entitled to children which belong to my nephew.

People say book is the window to the world, for me personally, book is the unspoken feeling that verbalized into written form that delivered some moral values or reflected an event occurred in daily life that something bring us into-borrowed Oprah Winfrey term- called as our AHA moment.




I strongly believe that reading provides me greater insight to understand people and some obstacles they have in life from time to time. The more reason why my friends share their problem and looking forward to my advice, because it seems they see me as a well-rounded being who knows things. I feel honored for sure yet I know that there is so much to learn in this world.

Yet, no matter how much I love literature, deep inside I’m no different from others. I had special interest to dancing world also, which I couldn’t fully explain the reason. It just called me like a bee to honey. Some of my old pictures when I was in my toddlers’ age showed that I did Ballet pose and as I grow up the attraction is developed as well. The more I learn the more I understand the message and the more I think there are some important lessons I could share to improve society life by studying art and culture in-depth. But I’m pretty much aware that I remain fond of books and literature’s world. Well, I surely enjoy both world and being a writer who dance up the words or being a performer who words up the dance will do just fine for me.

Senin, 04 April 2011

Tari Rantak

Layanan Pendidikan Khusus Bakat Seni dan Olahraga

Scratch 3
22 Maret 2011

Anak Cerdas Istimewa Bakat Istimewa (CI+BI) biasanya identik dengan dunia sains atau pengetahuan eksakta. Mereka terkesan jauh dengan pengetahuan yang berbau sosial karena seiring dengan karakteristik mereka yang berbeda dengan anak seusianya. Namun tak menutup kemungkinan bahwa anak CI+BI juga memiliki kemampuan yang baik di dalam pengetahuan seperti Seni maupun Olahraga.

Apa saja kemampuan yang akan menjadi basic dalam kecerdasan Seni & Olahraga?
  1. Musikalitas, yaitu kepekaan, pengetahuan, bakat atau seorang ahli musik
  2. Artistic Abilities, yaitu menciptakan sesuatu tanpa bantuan apa-apa--merubah sesuatu yang buruk menjadi indah
  3. Practical Intelligence, yaitu kemampuan individu untuk menemukan hal-hal yang paling cocok antara mereka dan tuntutan lingkungan.
  4. Social Competence, yaitu keterampilan melibatkan responsif terutama kemampuan untuk mendapatkan tanggapan positif dari orang lain. Fleksibelitas, termasuk kemampuan untuk bergerak bolak-balik antara budaya primer dan budaya dominan (kompetensi lintas budaya) dan empati, peduli, krmampuan komunikasi, serta rasa humor.
Pada kecerdasan/bakat seni, terdapat 3 sub-bagian yaitu musik, tari, dan rupa.


Bagimanakah karakteristik ketiganya?

Karakteristik CI + BI Seni Musik  yaitu berperan secara spontan terhadap irama dan musik, menguasai nada dan peka terhadap nada, serta dapat mengerkspresikan keindahan musik dan berkonsentrasi pada musik hingga menghentikan aktifitas lain hanya untuk mendengarkan musik.

Pada Seni Tari, anak CI+BI mampu menyelesaikan tarian secara terfokus dan penuh percaya diri, mampu mengerakkan tubuh sesuai irama musik, menunjukkan kekuatan (power), fleksibilitas, keseimbangan, pengendalian tubuh dan yang terpenting mampu mengomunikasikan gagasan dan rasa melalui gerak sehingga dapat memberikan keindahan bagi yang melihatnya.

Dan terakhir karakteristik pada Seni Rupa, sejak usia dini mengekspresikan diri melalui bentuk gambar, objek benda atau instalasi, menggunakan gambar sebagai target hiburan dan biasanya dalam mencari ide mereka lebih suka menyendiri, dan menggunakan ingatan visual dan kinestetik dalam membuat gambar.

Bagaimanakah karakteristik CI+BI di bidang olahraga?
Pada bidang Olahraga dapat melakukan aktivitas olahraga dengan baik, kesadaran spasial yang bagus (ruang), memahami dengan baik kualitas dari gerakan dari sisi berat dan waktu, terampil dalam mengelola tubuh yang ditunjukkan oleh tingkat kontrol yang tinggi dan koordinasi, terampil menggabungkan gerakan dengan lancar, tepat dan akurat, mampu belajar, memahami dan mengadopsi aspek tekhnik dari olahraga yang sangat cepat., dan yang terpenting dalam bakat olahraga  yaitu mampu bekerja secara independen dan professional.

Semua bakat baik Seni maupun Olahraga merupakan proses kontinuitas yang bermula sejak usia dini dan berlanjut sepanjang karir pendidikan sehingga di perlukan layanan pendidikan khusus bagi mereka agar bakat dan kecerdasan yang mereka miliki dapat tersalurkan dengan baik bahkan dapat menjadi keistimewaan dalam bidang masing – masing dan tentu support baik dari keluarga maupun lingkungannya. Oleh karena itu seorang talent scouting terkadang diperlukan untuk mengidentifikasi bakat yang unik dan bernilai agar kedepannya bakat yang dimiliki sang anak dapat berguna.

Jumat, 25 Maret 2011

Heavenly Days

I wake up and stop the time while the alarm clock sounds
All I can remember is vaguely about you
That one moment, meeting you was destiny
but i might actually forget?
I'll even forget the things we've gone through

Heavenly days, in the room of my heart

I find the warmth that you left me
From now on, I won't ever think about you again, ah
I lock my heart for the day i feel that warmth again

Tired of walking, I sat down at the end of the way

We could talk about the dreams and the destiny of us

I wasn't able to say what i want to say by the ticket barrier
The words "Thank you", probably are
much sadder than "goodbye"

Heavenly days, was I able to smile properly?

At the scene of our last kiss, I couldn't even
grasp your shivering hands, not even my tears fell, ah
Now that it's too late, they overflow when I'm alone

Heavenly days, in the room of my heart

I find the warmth that you left me
From now on, I won't ever think about you again, ah
Even if I stretch out my hands, you're not here anymore
I'll walk on under a new light

Sabtu, 19 Maret 2011

Pendidikan Bagi Anak CI+BI

Scratch 2
15 March 2011

Akselerasi bukanlah hal yang asing lagi di telinga meskipun keberadaan sekolah yang menyediakan program akselerasi atau Gifted School masih sangat terbatas. Terbukti hanya ada 311 sekolah dari 260.471 sekolah yang menyediakan program kelas akselerasi. Anak yang masuk kategori cerdas istimewa dan berbakat istimewa (CIBI), mereka mempunyai kelebihan dengan rata-rata intelligence quotient (IQ) di atas 125 atau very superior. Selain potensi bawaan yang memang sudah secara genetik diturunkan, anak CI+BI memerlukan pengembangan dan pelatihan secara serius dan sistematis sehingga membutuhkan lingkungan yang mengembangkan kreativitas, motivasi, dan juga task commitment. 

Bagaimanakah kita bisa mengetahui seorang anak termasuk dalam kategori CI+BI?

Terdapat karakteristik yang terlihat jelas pada usia dini anak CI+BI pada kemampuan verbalnya. Pada anak CI+BI, bahasa yang mereka gunakan cepat dan baik sesuai dengan kaidah perbahasaan sehingga mampu menyampaikan ide-idenya dengan baik. Anak CI+BI juga mempunyai minat tertentu yang menjadi fokus perhatiannya membuat anak CI+BI penasaran dan menumbuhkan rasa ingin tahu yang besar, sehingga mereka senang mencari informasi dalam bentuk pernyataan. Cara anak CI+BI berinteraksi juga berbeda dengan anak lainnya. Mereka cenderung lebih senang berdiskusi dengan kelompok usia diatasnya dibanding rekan seusia dan senang memberikan kritik terhadap pertanyaan. Selain itu, anak CI+BI juga memiliki sensitivitas emosional yang tinggi--mampu menunjukkan dan memahami perhatiannya kepada orang lain karena merasa dirinya berbeda dengan anak lain di lingkungannya. Anak CIBI juga mempunyai selera humor yang tinggi

.

Berbagai perbedaan yang dimiliki anak CIBI ini membutuhkan perlakuan khusus dari guru di sekolah dan lingkungan kondusif yang memahami perbedaan yang dimilikinya. Pendidikan khusus CI+BI haruslah selaras dengan fungsi utama pendidikan dengan strategi pendidikan bersifat masal.

Berbagai keterbatasan seperti dana dalam mempersiapkan sumber daya manusia dan infrastruktur dalam membangun sekolah khusus anak CIBI membuat program layanan khusus bagi anak CIBI masih belum dapat mengakomodasi jumlah anak CIBI yang membutuhkan layanan ini.


By:
Mega P. Chalida
2525090081

Rabu, 09 Maret 2011

My Favorite Anime Lyric Indonesia version 01

1. Jeannie with the Light Brown Hair ( Kaze no Naka no Shoujo Kinpatsu no Jeanie )


    Saat kulihat kembali...Bunga kenangan itu
    Kenangan dari masa kecilku...Mengalir di dalam dadaku
    Dengan bebas ku berlari...Melintas bukit dan lembah yang indah
    Aku tak bisa kembali...Ke masa itu lagi
    Sedikit demi sedikit Aku telah beranjak menjadi dewasa
    Sambil terus memeluk impian yang tak kan pernah pudar
    Aku tak akan pernah menyerah Untuk mencapai harapanku...Untuk mencapai harapanku

2. Little Women 2: Jo's Boys


    Kemana arah jalan yang panjang ini Yang ada hanyalah hutan tanpa batas
    Sampai dimana birunya langit ini Jauh menembus lautan luas
    Mimpiku sangat indah penuh dengan warna warni

    La La Ding Dong Ding Dong
    Suara bel gereja ding Dong ding Dong
    Padukan suaramu ding Dong ding Dong
    Genggamlah jari jemarimu..Dengan erat...Dan jangan...Jangan sampai lepas lagi

    La La Ding Dong Ding Dong
    Pagi hari yang cerah ding Dong ding Dong
    Penuh dengan harapan Ding Dong Ding Dong
    Bersama-sama teman-teman...Berlari menembus...Kencangnya tiupan angin


3. Ghost at School


     Tentang diriku.. Tentang dirimu..
     Tentang siapapun.. Tentang semuanya..
     Ceritakanlah kisah yang belum diketahui untuk bisa memahaminya 'kan kubuka hatiku

     Meski kesepian, tapi entah mengapa tak bisa katakan yang sesungguhnya
     Padahal kalau bilang hal yang sebaliknya bisa terucap begitu saja
     Bila hidup dengan hati yang berat, hanya rintangan yang akan terlihat
     Saat kusadari sudah tersesat Hidup seperti itu, ku tak mau

     Andaikan itu adalah diriku yang lain maka esok hari pastikan jadi lebih baik
     Kutahu itu... Kuyakin itu...

4. Kungfu Boy--Chinmi


    Memandang bintang jauh di angkasa duduk berdua denganmu
    Saling membisu menyimpan kata ku rasa getaran di jiwa
    Engkau tak mengatakan perasaan di hatimu
    Walau kau trus b'rada di sisiku mengarungi waktu sepanjang malam
    Kepada bintang yang keperakan itu
    Ku pejamkan mata dan mengucapkan permintaan
    Dan ketika ku buka mataku
    Ku telah berada di dalam pelukanmu....

5. Saint Seiya--Saori Song


    Kau berada di sisiku dimana ku perlukan sosok dirimu
    Gantungkan pengharapan dan cita-cita hidup kita
    Dan bunga kehidupan slalu harum bersamamu
    Ku panjatkan doa dan ku berikan restu agar engkau selalu...
    Meraih mimpi...dan cita serta keinginan di jiwa...

    Untukmu terbentang jalan yang panjang dan yang berliku-liku serta penuh dengan rintangan
    Untukmu tataplah dunia wujudkanlah mimpi-mimpimu itu yang ada di dalam dada ini

    Engkau langkahkan kakimu guna meraih cita untuk dunia
    Kehidupan...di bawah rembulan kau berdiri dan berjanji
    'Tuk perdulikan dunia yang ternoda dan rapuh
    Kini kau bangkit lagi semangatmu tak padam
    Yang dulu pernah hilanng...dan kini bergelora...
    Terkubur dan tertelan oleh keraguan....

    Untukmu ku berikan restu walau kau di seberang sana bertarung dan tak pernah lelah
    Untukmu tataplah dunia tinggalkan keraguanmu itu hadirkanlah senyummu yang indah

Senin, 28 Februari 2011

Tari Piring Kreasi (latihan)

Tari Pendidikan--Eksplorasi Gerak

ZEIN HOBE DA BAT?

Perkuliahan dengan sekolah jelas sangat berbeda
dilihat dari hal sederhana seperti masalah absensi saja, sudah sangat berbeda
jika dulu semasa sekolah bisa saja tidak masuk seminggu atau bahkan berbulan-bulan hanya dengan bermodal surat keterangan orangtua yang sah, tidak akan berpengaruh pada ujian si anak
anak akan tetap bisa mengikuti ujian selama dia pergi tidak di hari ujian tentunya.....
Lalu,
di jenjang kuliah, sudah tidak bisa 'ngasal' lagi seperti itu
menurut Santrock, masa usia kuliah adalah masa awal dewasa
jadi, sudah bisa memperhitungkan dan bertanggung jawab
maka dari itu, ketidakhadiran memiliki 'jatah' absensi
biasanya, 25% boleh tidak hadir...
jika melampaui, tentu si mahasiswa sudah tidak boleh mengikuti ujian akhir

hal ini lumrah saja sebenarnya,
karena dimaksudkan untuk membangun jiwa kedisiplinan bagi mahasiswa terutama yang mengampu jurusan-jurusan kependidikan
dengan harapan bisa membentuk calon-calon guru yang disiplin, mereka nantinya terbiasa menerapkan disiplin ke anak didiknya
namun, ada sejumput hal yang mengganjal yang saya rasakan

membangun kedisiplinan sangat penting bagi kaum pendidik
namun apakah semata hanya kedisiplinan???
bagaimana jika ada mahasiswa yang rajin hadir hampir tidak pernah alpha dari kuliah--ketika ujian malah ngebet bahkan bertanya pada anak yang jarang masuk?
sedangkan mahasiswa yang jarang hadir mendapat nilai yang standar tapi dia berusaha sendiri
yang aneh lagi (khususnya buat saya pribadi), dosen malah memarahi tipe anak yang ke-2 karena nilai dan absensi yang tidak memuaskan itu!

Sungguh ironi di atas ironi!
berarti kedisiplinan-lah yang diutamakan dibanding kejujuran

ini hanya pendapat saya saja, bukan suatu thesis yang berlaku secara mutlak
jika calon pendidik saja seperti ini--tidak mengindahkan kejujuran
maka,
kita semua tidak perlu menghujat Gayus Tambunan yang tidak jujur dalam pekerjaannya
mungkin dulu gurunya seperti tipe anak nomor 1

jangan heran,
jika nanti generasi muda yang akan menjadi pemimpin kelak tidak mengindahkan kebenaran karena yang penting hasilnya bukan???


Jadi,
mana yang benar???
ZEIN HOBE DA BAT?

Minggu, 27 Februari 2011

Pembelajaran Tari sebagai sebuah Profesi

Scratch 1
22 February 2011

           Berawal dari sebersit pemikiran, apa efektivitas pembelajaran seni terutama seni tari di sekolah? Toh pelajaran itu rasanya hanya sebagai pemenuh jam pada kurikulum dan murid-murid pun memandang sepele serta ogah-ogahan mengikuti pelajaran tersebut. Belum lagi hasil pembelajaran mata pelajaran ini secara kasat mata hanya berupa anak mengetahui gerak. Sehingga tumbuh paradigma bahwa untuk jenjang yang lebih tinggi, seni termasuk tari, tidak berguna bagi masa depan si anak.

Mengapa bisa dikatakan demikian?

Kita tak bisa menyalahkan masyarakat begitu saja akan ketakutan menseriusi dunia seni terutama tari. Yang tergambar jelas, salah satunya melalui media terutama media elektronik seperti TV, tari hanya sekedar suguhan atau "sekilas info" dari suatu acara. Belum lagi karena pesatnya pengaruh budaya Eropa yang membawa mode tari modern, ternyata masih belum bisa terakulturasi oleh masyarakat Indonesia, baik secara gerakan maupun kostumnya yang terkesan "terbuka" .

Kalau begini, jelas timbul asumsi bahwa pembelajaran tari di sekolah suatu yang sia-sia. Karena banyak orang awam berpandangan bahwa tari yang terpenting cantik, musik meriah, dan goyangannya. Jika anak anda senang menari, lebih baik gunakan saja jasa sanggar untuk membina anak tersebut. 

Jadi, untuk apa tetap mempertahankan tari sebagai sebuah keprofesian di bidang pendidikan sedangkan pembelajaran tari bisa saja dilakukan di sanggar-sanggar?

 
Kesenian sebagai produk merupakan hasil dari segala potensi manusia menyangkut cipta, rasa, dan karsa. Kesenian memiliki unsur keluhuran (nilai etis), unsur keindahan (estetik), dan hasil dari emosi (rasa) serta rasio (akal) manusia (Ki Hajar Dewantoro: 2002, 12-24).

          Berdasarkan ucapan Ki Hajar Dewantoro tersebut kita dapat menangkap bahwa pada dunia "sebenarnya", pembelajaran seni termasuk tari di dalamnya dapat membentuk kepribadian yang positif. Belum lagi dalam kurikulum IB (International Baccalaureate) yang digunakan di sekolah-sekolah internasional, beranggapan bahwa pelajaran seni tidak hanya sebagai media berekspresi (how we express ourself) tapi juga sebagai media anak melihat dunia bekerja (how the world works) sehingga kedua hal ini dapat membentuk sikap/kepribadian (attitude) anak ke arah yang positif.

Setiap pembelajaran memiliki 3 aspek, secara aspek psikomotor tentu dengan pembelajaran tari dapat meningkatkan kecerdasan bodly kineshtetic, secara kognitif anak diajarkan untuk berkonsentrasi pada relasi antara hitungan gerak, musik, dan pola lantai, dan terakhir secara afektif pembelajaran tari mengajarkan harmoni dalam perbedaan karena jika belajar tari Aceh maka semua murid baik dari jawa, ambon, papua, dll menjadi satu kesatuan dengan budaya Aceh.

Lalu jika kita meneliti, mengapa pembelajaran tari dewasa ini tidak bisa seperti itu lagi? Tentu kita akan menemukan berbagai alasan menyertai hal itu.


           Alasan yang paling utama adalah pengajar yang ada saat ini kebanyakan bukanlah lulusan di bidang seni sehingga tidak bisa memberikan materi seni dengan baik dan benar. Pelajaran Seni Budaya teergolong masih cukup baru sehingga waktu itu ahli di bidang seni masih sedikit sehingga sekolah sembarang memposisikan pengajar yang notabene bukan seni bidangnya.

Lalu sekarang, mahasiswa lulusan seni sudah banyak namun mengapa krisis pembelajaran ini masih ada?

Universitas yang membuka jurusan seni tidak hanya satu/dua. Ada cukup banyak universitas dengan jurusan seni sehingga tingkat persaingan semakin tinggi dan karena kebutuhan ekonomi yang mendesak, maka banyak lulusan yang memilih di bidang entertainment di banding menjadi guru karena lebih cepat menghasilkan uang. Dan masih banyak faktor-faktor lain yang menyebabkan krisisnya pendidikan seni di Indonesia.


           Maka dari itu, mahasiswa-mahasiswa jurusan seni calon guru, setidaknya memiliki kriteria seorang yang profesional agar hal ini dapat teratasi. Kelak mahasiswa harus menjadi sesorang yang spesialis dibidangnya, transparan, kompetitif, profesional, dinamis, juga adaptatif agar bisa menghadapi tantangan krisis pembelajaran seni.